Kota Sorong, mediabetewnews.com – Pemerintah Kabupaten Maybrat di desak untuk tidak memindahkan Distrik Mare Selatan ke tempat lain.
Warga yang ada di tiga Kampung di Distrik Mare Selatan juga mendesak Bupati Maybrat Karel Murafer memenuhi janji politiknya, yaitu mengaktifkan kembali 17 Distrik yang ada ditambah 3 Distrik baru.
Desakan tersebut disampaikan Koordinator Wilayah Tingkat Distrik tim pemenangan pasangan Karel Murafer dan Fernando Salossa (Musa), Melianus Tahoba di Sorong malam tadi.
Melianus menambahkan, warga yang ada di tiga kampung Seni Raya kecewa dengan sikap Bupati Maybrat yang sampai hari ini enggan memenuhi janji politiknya.
” Masyarakat yang ada di tiga kampung saat pilkada kemarin kerja keras tanpa dibayar untuk memenangkan pasangan Musa sehingga menjadi Bupati dan Wakil Bupati,” ujarnya.
Ia pun mengaku, jika bupati Maybrat tidak memenuhi janjinya maka warga tiga kampung akan keluar dari distrik Mare Selatan, pindah ke distrik Mare induk sembari menunggu pemekaran DOB Malamoi.
” Kami tidak tahu alasan apa sehingga bupati ingin memindahkan distrik Mare Selatan ke lokasi baru,” tuturnya.
Melianus menyebut bahwa, selama dua tahun sebelumnya operasional distrik Mare Selatan telah berjalan, aparaturnya pun melaksanakan tugasnya.
Kajian akademik dari Universitas Cendrawasih (Uncen) Papua menyebutkan bahwa distrik Mare Barat memiliki SDM, tapal batas yang jelas dan SDA yang sangat siap, bisa menghidupi masyarakat satu kabupaten.
” Bupati Maybrat harus bertanggung jawab atas situasi ini, dan harus memenuhi janji politiknya,” kata Melianus.
Pada kesempatan itu juga tokoh muda Mare Selatan, Naftali Tahoba menyampaikan rasa kekecewaannya kepada bupati dan ketua DPRK Maybrat.
Menurutnya, apa yang dilakukan bupati dan ketua DPRK membuat masyarakat kecewa sebab tidak ada alasan yang jelas untuk memindahkan warga yang ada di distrik Mare Barat.
Sementara itu, koordinator tingkat kampung tim pemenangan pasangan Musa, Yance Yewen menegaskan, kerja politik yang dilakukan murni dari warga tiga kampung untuk memenangkan pasangan Musa.
” Kami tidak mendapat bantuan dari pihak manapun. Kerja keras ini murni dari warga, sampai-sampai dilakukannya PSU,” ucapnya.
Yance mengaku bahwa warga merasa malu dengan tim kawan dikarenakan janji politik yang tak ditepati.
” Kami ini sebenarnya korban dari janji politik bupati Maybrat. Sudah sepantasnya bupati bertanggung jawab dengan janjinya,” ujarnya.
Bahkan Yance mempertanyakan, apakah warga yang ada di wilayah Seni Raya ini merupakan warga kabupaten Maybrat.
” Jika kami warga kabupaten Maybrat tolong penuhi janji politik bapak sebagai bupati Maybrat,” tambahnya.
Sebelumnya, aksi yang dilakukan pada saat pertemuan bupati dan DPRK Maybrat digelar warga dari tiga kampung awalnya senang bahwa bupati Maybrat menyampaikan akan mengaktifkan kembali 17 distrik.
Artinya, warga yang ada yakin jika distrik Mare Selatan masuk. Namun ketika warga pulang dari aksi demo sadar bahwa distrik Mare Selatan tidak masuk.
” Kami tak butuh jabatan, yang penting janji politik dilaksanakan, dan kembalikan distrik kami,” kata Melianus.
Ia mengungkapkan, empat orang dari Mare Timur sudah mendapat nota dinas, dan siap dilantik.
” Selama 16 tahun bergabung di distrik Mare Selatan sama sekali belum ada perhatian dari pemkab Maybrat,” kata Melianus.
Lebih aneh lagi, lanjut Melianus, warga di tiga kampung tidak pernah diberikan kesempatan menjadi pegawai honorer di pemkab Maybrat.
” Kami tahu bahwa bupati Maybrat berikan dua distrik bagi warga Sire lalu kenapa kami dikasih kesempatan. Perlu diingat bahwa kami bukan warga asli distrik Mare Selatan, dan janji politik tolong dilaksanakan,” ujarnya.
Penulis : Edi