Kota Sorong, mediabetewnews.com – Perusahaan kelapa sawit yang beroperasi Distrik Moisegen Kabupaten Sorong PT Inti Kebun Sejahtera atau IKS membantah pemberitaan salah satu media online yang memberitakan telah terjadi pemukulan yang dilakukan tiga anggota brimob terhadap karyawan pembibitan bernama Acon pada hari Jumat lalu.
Hal itu disampaikan Menejer Umum PT Inti Kebun Sejahtera (IKS), James Simanungkalit di Polsek Salawati, Sabtu, 20 September 2025.
Lebih lanjut James Simanungkalit menjelaskan, hari Jumat pagi, 19 September 2025, sekitar pukul 07.00 WIT salah satu karyawan pembibitan yang diketahui bernama Acon yang berada di pertigaan antara barak karyawan dan mess staf menghadang mobil yang dikendarai chief Hery Japsenang yang akan menuju kantor.
Mobil yang dikendarai chief Hery Japsenang kemudian dipukul. Meski begitu chief Hery mencoba jalan pelan-pelan menuju kantor. Hanya saja, chief Hery kemudian melihat staf lainnya yaitu Wikren yang mengendarai motor dihadang oleh Acon yang kemudian menjatuhkan motor tersebut.
” Wikren pun berusaha mengangkat motor tetapi diinjak oleh Acon. Tak cukup, Acon kemudian hendak memukul Wikren tetapi dilerai oleh Hery Japsenang,” jelasnya.
James menambahkan, ketika chief Hery meminta Acon untuk berdirikan motor, saat yang bersamaan datang karyawan kelapa sawit lainnya yaitu Rony yang juga nyaris dipukul oleh Acon. Chief Hery dan Wikren pun melarai sehingga Rony bisa langsung pergi menuju kantor.
Ia mengaku, Acon yang dalam keadaan mabuk lalu mengincar Wikren. Acon mencoba untuk memukul Wikren, akan tetapi terjatuh ke dalam parit dan memyebabkan bibirnya berdarah. Chief Hery yang mengetahui hal itu kembali melerai, dan akhirnya Wikren disuruh segera meninggalkan tempat tersebut menuju kantor.
Karena tidak dapat melampiaskan amarahnya kepada Rony dan Wikren, Acon kemudian bergumul dengan chief Hery. Berkali-kali Acon mencoba memukul tetapi chief Hery selalu berhasil mengelak.
” Ada beberapa karyawan yang lewat selalu dihadang Acon, tapi berhasil di tolong oleh Hery,” kata James Simanungkalit.
Ia mengungkapkan bahwa ketika berada di dekat jembatan, tidak jauh dari lokasi kantor pergumulan antara Hery dan Acon masih berlangsung.
Hary yang sempat dikrep oleh Acon meminta tolong kepada seseorang yang dikenalnya yang kebetulan saat itu melintas di dekat jembatan. Tak berselang lama, Hery langsung kabur menumpang salah satu pengendara motor.
” Pria yang bernama Acon kemudian menuju barak karyawan yang berada di bagian atas lalu dicegat oleh komandan pos, yang tak lain anggota brimob beserta sejumlah karyawan. Tanpa membawa alat mereka berusaha menenangkan Acon tapi tak digubris,” ujar pria yang biasa dipanggil pak James itu.
James menyebut bahwa komandan pos yang dikrep oleh Acon ditolong oleh salah satu anggota brimob lainnya. Saat ditenangkan Acon memang dipukul tetapi bukan oleh anggota brimob
” Saat dipukul warga berame-rame katakan ko tenang sudah. Salah satu warga Alex Klafyu pun meminta Acon tenang,” ujarnya
James mengaku bahwa yang ikut membantu menenangkan Acon diantaranya Yunus Motowol dan Petrus Sawad dan Daniel Katumlas. Karenanya James membantah jika anggota brimob melakukan pemukulan terhadap Acon.
” Saya pastikan bahwa tak ada pemukulan dari anggota brimob terhadap Acon,” ucapnya saat didampingi kuasa hukum perusahaan Markus Souissa.
James lalu menuturkan Acon yang pada saat itu hanya mengenakan pakaian dalam tak lama kemudian diamankan pihak keamanan, dan komandan pos meminta Acon pulang istirahat. Nanti setelah sadar datang ke perusahaan bersama keluarga kita bicara.
Ia juga menuturkam bahwa sebenarnya Acon bertindak begitu karena dia ingin menjadi karyawan di bagian teknik. Karena dia meminta begitu James katakan buatlah lamaran untuk dimasukan ke bagian mekanik.
” Saya sudah panggil dia, dan menghadap chief Hery selaku pimpinan di bagian teknik atau mekanik,” ucap James.
Lebih lanjut James mengungkapkan, ketika bertemu saya, chief Hery menanyakan kepada Acon apa yang kau punya, entah itu surat
pengalaman kerja atau yang lainnya sebab di departemen teknik ini resikonya besar, bahkan sering terjadi kecelakaab kerja.
” Saya tidak mau kalau nantinya kena tegur dari pimpinan,” ucap James menirukan perkataan chief Hery.
Diakui oleh James, meski Acon berkeinginan jadi karyawan teknik akan tetapi dia sama sekali tidak membuat surat lamaran kerja. Hanya tulisan di kertas kecil saya mau jadi karyawan teknik. Selama 4 tahun ini Acon bekerja di bagian pembibitan.
” Mereka yang merasa dirugikan atas kejadian itu telah memberikan keterangan di mapolsek Salawati,” tutur James.
Ia menilai bahwa pemberitaan yang beredar sama sekali tidak ada sumbernya. Seharusnya kejadian tersebut diklarifikasi terlebih dahulu baru diberitakan.
” Kalau ada sumbernya sebutkan saja, kalau saya kan ada sumbernya, sudah saya sebutkan tadi satu-persatu,” kata James.
Di saat yang sama kepala kampung Ninjemur, distrik Salawati, kabupaten Sorong Alex Klafyu dan salah satu warganya Daniel Katumlas membenarkan bahwa tak ada anggota brimob yang melakukan pemukulan.
” Kita semua berusaha menenangkan dia bahkan dua anggota brimob yang mengikuti Acon dari barak ke workshop perusahaan hanya tenangkan, tidak memukul,” ujar Alex Klafyu.
Kepala kampung Ninjemur ini mengaku bahwa dirinya bersama Petrus Sawad sempat menepuk pundak Acon semata-mata untuk menenangkannya.
” Kalaupun ada salah satu anggota brimob datang hanya menenangkan bukan memukul,” tuturnya.
Alex menambahkan, setelah tenang Acon kami bawa ke barak. Dia kemudian dinasehati oleh ipar Daniel Katumlas yang kemudian katakan bahwa luka di bibir Acon itu sebelum dia buat masalah. ” Saya bicara begitu karena kita tidak bisa menuduh orang,” tambahnya.
Sementara kuasa hukum PT IKS Markus Souissa menegaskan bahwa tidak benar jika disebutkan di dalam pemberitaan telah terjadi pemukulan yang dilakukan oleh aparat.
Markus Souissa katakan akibat pemberitaan yang tidak benar perusahaan dirugikan. Nama baik perusahaan dicemarkan.
” Sebaiknya sebelum berita dinaikkan dicek dulu kebenarannya atau dikonfirmasi terlebih dahulu,” ujarnya.
Pengacara yang akrab disapa Max Souissa itu menegaskan, pemberitaan itu harus benar, dan jangan menimbulkan bola liar.
” Kalau sudah dipalang tentunya perusahaan yang dirugikan. Jika pekerjaan tidak berjalan otomatis karyawan dan pemilik adat ikut susah. Perusahaan rugi akibat pemberitaan yang tidak benar,” tutupnya.
PENULIS : EDI