Kabupaten Sorong, mediabetewnews.com – Untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan di tengah ancaman perubahan iklim dan organisme pengganggu tanaman, tim dosen Unamin Sorong berkolaborasi dengan Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit (LPHP) Kabupaten Sorong melakukan pemantauan tanaman padi di kawasan persawahan SP3 Makbusun, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
” Kegiatan pemantauan bertujuan meningkatkan kerja sama antara akademisi, lembaga teknis, dan petani,” dosen Fakuktas Pertanian Unamin Sorong Dr. Ajang Maruapey, Selasa, 23 September 2025.
Lebih lanjut Ajang Maruapey mengatakan, selama kunjungan lapangan, dosen Unamin Sorong dan tim LPHP tidak hanya melihat tetapi juga membantu petani menanam padi secara langsung.
Menurutnya, pendekatan partisipatif ini adalah cara yang bijaksana untuk meningkatkan kemampuan petani sekaligus memperkuat penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan tepat guna di lapangan.
Akademisi yang karib disapa Pak Ajang itu menyebut, komoditas padi memainkan peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Ia pun menekankan bahwa dampak perubahan iklim dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit tanaman, terutama hama keong mas, yang harus diantisipasi sejak dini. Menurutnya, teknologi mitigasi dan ramah lingkungan untuk padi harus dikembangkan dan diterapkan untuk mengatasi perubahan tersebut.
Pada kesempatan itu juga Krpala LPHP Kabupaten Sorong Sutardi mengungkapkan, pengendalian hama terpadu (PHT) harus diterapkan dengan efektif dan berkelanjutan.
Ia menyebut ada tiga cara berbeda untuk mencapai tujuan ini, yang terdiri dari tiga komponen utama: budidaya tanaman sehat untuk meningkatkan daya tahan padi, pelestarian musuh alami, seperti predator dan parasitoid, untuk menekan populasi hama secara alami, dan pengawasan berkala guna memastikan bahwa pengendalian dilakukan secara baik dan efektif
Ketua Kelompok Tani Tinar Buko, Triono menyatakan bahwa masalah utama yang meresahkan adalah serangan hama keong.
Triono mengaku bahwa populasi hama tersebut dapat merusak bibit padi dengan cepat dan mengakibatkan kerugian besar. Oleh karena itu, ia menghargai bantuan teknis dari akademisi dan LPHP.
Sementara itu dosen FKIP Unamin Sorong, Istiyano, menambahkan, kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga mempererat hubungan antara akademisi dan petani.
Istiono menekankan pentingnya keberlanjutan program agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.
” Keberlanjutan program sangat penting agar keuntungan dapat dirasakan dalam jangka panjang,” ujarnya.
Di sisi lain Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Sisilya D.A. Adadikam mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, Hidup memang penuh tantangan, namun masyarakat Papua harus terus maju dan tidak menyerah.
” Melalui pertanian, kita bisa berkontribusi nyata bagi masa depan.” Kolaborasi ini juga mendorong generasi muda Papua untuk terlibat dalam sektor pertanian,” tuturnya.
Petani SP3 Makbusun mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Harapannya kegiatan serupa berlanjut.
Setelah mendapatkan bimbingan langsung dari para ahli, petani Makbusun lebih percaya diri dalam mengelola lahan.
Aktivitas ini menunjukkan bahwa kerja sama antara masyarakat tani, lembaga teknis, dan perguruan tinggi adalah kunci dalam rangka membangun sektor pertanian berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan di Papua Barat Daya.
PENULIS : EDI