SORONG, mediabetewnews.com – Pernyataan pihak TNI AL terkait pembunuhan Kesya Irene Yola yang melibatkan oknum anggotanya, Kelasi (TTU) Agung Suyono Wahyudi Ponidi, belum bisa diterima pihak keluarga karena dinilai masih banyak kenjangalan dalam kematian gadis berusia 20 tahun ini di Pantai Saoka pada Minggu 12 Januari 2025 lalu.
Ibu korban, Aminah Latale saat memberikan keterangan kepada awak media dalam rangkaian kegiatan penyalaan lilin dan doa bersama mengenang 7 hari meninggalnya Kesya Irene Yola di depan Mako POMAL Lantamal XIV Sorong mengatakan, masalah kematian anaknya harus tuntas dengan keterbukaan jangan ada yang disembuyikan terkait dengan pelaku yang adalah anggota TNI AL.
“Saya ingin masalah ini secepatnya tuntas dengan keterbukaan karena dari kami pihak keluarga besar Lestaluhu kalau malu, kita malu. Kita orang Maluku itu identik dengan marga, kita punya keluarga itu sudah hancur dengan tersebarnya foto anak saya dimana-mana, tapi mengapa pelaku masih ditutup tutupi,” ungkap Aminah.
Aminah juga meminta agar wajah pelaku jangan lagi ditutupi dengan masker, harus dibuka dalam pelaksanaan rekonstruksi nanti karena foto-foto anak saya itu sudah tersebar dimana-mana dan keluarga besar Lestaluhu juga sudah malu jadi kami minta nama jangan diinisialkan dan wajah harus ditunjukan kepada masyarakat.
“Saya tidak mengerti dengan hukum tapi saya melihat pernyataan pihak AL tidak sesuai dengan kondisi anak saya karena kondisi anak saya wajahnya itu ada memar-memar dan dari luka yang saya lihat sepertinya bukan kebetulan tetapi ada unsur kesengajaan karena ada luka dibelakangnya yang berbentuk ‘LOVE’,” ungkap Aminah.
Menurut Aminah, dan orang yang melakukan ini seakan-akan dia menunjukan rasa dendam, sakit hati yang sudah lama terpendam. Kalau itu memang baru pertama kali bertemu tidak seperti itu. Memang baru pertama kali bertemu tetapi sudah punya dendan dan rencana lain dibalik itu, karena sesuai keterangan dari pimpinannya, pelaku melakukan itu setelah sampai di TKP dia (pelaku) buang mayatnya, namun sampai hari ini belum ada alat bukti (alat yang dipakai untuk membunuh Kesya) ditemukan.
“Masa kunci bisa ditemukan tapi alat bukti tidak ditemukan,” ujar Aminah.
Aminah menambahkan, kalau seperti pernyataan pimpinannya yang menyatakan bahwa mereka sudah berhubungan badan didalam mobil dalam keadaan mabuk, anak saya kan ditikam diluar mobil berarti dia punya pakaian dalam itu tidak bisa sama-sama dengan dia punya jenasah di TKP yang orang ketemu, itu yang masih saya belum terima.
“Saya belum bisa terima dengan pernyataan pihak TNI AL yang menyatakan bahwa mereka sudah melakukan hubungan badan di dalam mobil dan anak saya ditikan diluar mobil tetapi pakaian dalamnya bisa sama-sama dengan jenasah saat ditemukan,” ujar Aminah.
Lanjut Aminah, kalau itu pelaku lakukan dalam keadaan mabuk, pasti nanti dia sadar baru dia tau ada dia punya barang-barang yang dibuang tidak satu tempat dan topi tikar atau topi pantai itu bukan milik anak saya, karena saya tahu benar anak saya tidak suka pakai topi.
“Untuk saya kasus pembunuhan anak saya itu bukan satu orang pelakunya, pasti lebih dari satu,” tutup Aminah. (jas)