Beranda Ekonomi Kolaborasi Fakultas Pertanian Unamin Sorong dan Kelompok Tani Berdayakan Petani Padi OAP

Kolaborasi Fakultas Pertanian Unamin Sorong dan Kelompok Tani Berdayakan Petani Padi OAP

41
0
BERBAGI

Kota Sorong, mediabetewnews.com – Pemberdayaan masyarakat asli Papua untuk menjadi petani padi bisa menjadi salah satu solusi dalam rangka penguatan ketahanan pangan di Provinsi Papua Barat Daya.

Terobosan ini yang sedang.dilakukan dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Unamin Sorong, Dr. Ajang Maruapey.

Sebagai pengajar di Fakultas Pertanian Unamin Sorong, Ajang Maruapey berkomitmen melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan fokus utama pada kegiatan pengabdian masyarakat.

” Secara prinsipil saya membantu memulai kerja sama antara Kelompok Tani Tinar Buko dan Orang Asli Papua (OAP), khususnya pada kelompok generasi muda di Kampung Warmon untuk berpartisipasi secara aktif dalam budidaya padi,” ujarnya, Rabu, 1 Oktober 2025.

Menurut Ajang Maruapey, ketahanan pangan adalah subjek kajian dan komitmen penelitian saya. Kedepan petani OAP terus dilatih untuk menguasai teknik budidaya padi yang sesuai dengan kemampuan petani transmigran.

” Partisipasi aktif OAP dalam sektor ini sangat penting dan strategis dalam mewujudkan Kemandirian Pangan Lokal,” tuturnya.

Lebih lanjut Ajang Maruapey mengatakan, keterlibatan pemuda Kampung Warmon telah menunjukkan hasil dan dampak nyata.

Disisi lain, Kepala Kampung Warmon sangat senang dan berharap pemuda kampung akan membudidayakan padi secara berkelanjutan dan konsisten, seperti yang dilakukan Kelompok Tani Tinar Buko. Ini menunjukkan respons positif.

” Kami punya rencana strategis untuk meningkatkan sinergi kelembagaan sebagai pendamping lapangan,” kata Ajang Maruapey.

Alumnus Universitas Padjadjaran Bandung ini memastikan keberlanjutan program, rencana mencakup kerja sama formal dengan dinas/instansi terkait dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) setempat.

” Secara khusus, kami akan terus mendorong kepala kampung Warmon untuk memberikan sebagian dari dana kampung mendukung dan membiayai usaha tani padi yang dijalankan oleh pemuda OAP. Tindakan ini merupakan investasi nyata dalam ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi lokal,” ujar Ajang Maruapey.

Ia pun mengungkapkan, pada musim tanam padi berikutnya, akan dilakukan kolaborasi dengan rekan-rekan pemulia (Breeder) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menyediakan dan mendukung dengan material tanam berupa bibit unggul.

Sebelumnya, kepala kampung Warmon Kokoda Ari Syamsuddin Namugur bersyukur karena masih ada petani dati Jawa yang mengajarkan orang asli Papua bertani padi.

” Setahu saya ini sangaf langka sebab selama ini yang ada hanya di Merauke dan Nabire. Dulu pun orang tua kami cerita bahwa mereka juga diajarkan bertani,” ujarnya.

Syamsuddin mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh pakde Triyono dan kelompok taninya terhadap masyarakat Kokoda sekadar mengingatkan bahwa orang asli Papua jangan jadi penonton.

Ia juga mengungkapkan, kalau bertani tanaman palawija itu sudah biasa tetapi ini bertani padi, agak lain.

Kendati demikian, kami senang sekali karena orang asli Papua atau masyarakat Kokoda diajar bertani padi. ” Ini hal yang sangat menyenangkan,” kata Syamsuddin.

Ia bahkan menyebut bahwa di kampung Warmon masih banyak lahan tidur, dan itu bisa dimanfaatkan untuk bertani padi.

” Dana desa kita bisa dialokasikan tidak hanya untuk perikanan tetapi juga bertani padi,” ucapnya.

Syamsuddin mengajak semua warganya untuk menjadi petani padi. Oleh karena itu, dirinya meminta bantuan kelompok tani Tinur Buko dan akdemisi membantu masyarakat Kokoda bertani padi.

Ia memastikan bahwa tahun depan dana kampung yang diperuntukan bagi program ketahanan pangan bisa dialokasikan membuka lahan pertanian padi seluas 2-3 hektare.

Syamsuddin mengaku, biasanya alokasi dana ketahanan pangan 20 persen. Artinya, 100 juta dari 900 juta rupiah dana kampung.

Di sisi banyak lahan tidur yang sementara bisa digarap atau dijadikan lahan pertanian padi dengan cara menyewa.

” Saya berharap, dengan adanya bantuan dan bimbingan bertani padi dapat menjauh anak-anak kami dari hal-hal yang tidak baik. Pola pikir orang asli Papua harus dirubah dari yang tadinya jadi petani palawija menjadi petani padi,” ujarnya.

Sementara ketua kelompok tani Tinur Buko, Triyono menyampaikan bahwa dirinya siap membantu, mengawasi dan membimbing petani asli OAP terkait permasalahan pertanian.

PENULIS : EDI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here