Kota Sorong, mediabetewnews.com – Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu di desak untuk secepatnya mengganti saudara YK dari jabatannya sebagai Penjabat Sekretaris Daerah Papua Barat Daya.
Desakan itu disampaikan sekretaris tim pemenangan Elisa Kambu-Ahmad Nauarau, Ortisan Kambu, Selasa, 19 Agustus 2025.
Ortisan Kambu juga meminta kepada Gubernur Elisa Kambu untuk segera membuka seleksi jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat Daya.
Ia juga mengingatkan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya jika mau melakukan bersih-bersih janganlah sampah yang disapu dari jalan raya dibawa masuk ke dalam rumah.
Artinya, orang yang memiliki track record yang buruk jangan lagi dipakai atau dipertahankan, sebaiknya diganti dengan orang dengan track record baik.
” Ketika ada pejabat yang melakukan tindakan penyalahgunaan anggaran tak perlu dilindung. Biarkan aparat penegak hukum melaksanakan tugasnya melakukan pemeriksaan,” ujarnya.
Ortisan menekan, sebaiknya penjabat sekda Papua Barat Daya diganti. Pemimpin itu tak boleh bertindak melanggar hukum, nanti pasti menjadi contoh yang buruk bagi semua ASN yang ada di Papua Barat Daya.
” Ini akan menjadi isu liar apabila nantinya ada pengakuan bendahara tim percepatan bahwa tidak mengambil uang hibah tersebut,” ungkapnya.
Ia lantas menambahkan, ketika temuan ini di dapatkan oleh inspektorat Papua Barat Daya lalu disampaikan ke BPK, maka ada tenggat waktu 60 hari untuk mengembalikan, jika tidak, aparat penegak hukum melaksanakan tugasnya melakukan pemanggilan kemudian pemeriksaan.
Pria yang biasa disapa kaka Otis itu berharap, bulan Februari 2026 Papua Barat Daya harus sudah memiliki sekda definitif. Untuk itu, ia mengingatkan bahwa orang yang menjabat sekda harus memiliki integritas, moral dan etika.
Tiga hal ini menurut Ortisan Kambu, jika tidak dimiliki oleh pejabat sebaiknya jangan diilih untuk menduduki jabatan sekda sebab nanti akan menyusahkan gubernur dan masyarakat Papua Barat Daya.
Ia bahkan menegaskan, pintar saja tidaklah cukup. Tiga hal tadi harus ada karena yang namanya sekda akan menjadi panutan bagi ASN.
” Mau melahirkan pembangunan, pemimpinnya harus punya tiga hal tadi,” ucapnya.
Ia berharap, pak gubernur tak perlu takut, harus segera diganti sebab apa yang terjadi telah di dorong oleh lawyer Yan Christian Warinussy.
” Jangan takut, buka-bukaan saja, dan biarkan nantinya APH yang melakukan tugasnya,” kata Ortisan Kambu.
Lebih lanjut ia mengatakan, kondisi Papua Barat Daya berbeda dengan daerah lain di tanah Papua.
” Masyarakat di Papua Barat Daya dinamis dan kritis. Mereka menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Sebelumnya, Ortisan Kambu menyoroti soal dugaan temuan penyalahgunaan anggaran hibah senilai 2 miliar rupiah yang dibeberkan oleh lawyer Yan Christian Warinussy, dan sempat heboh di jagat maya.
Ia mengaku bahwa perjuangan memekarkan provinsi PBD dilakukan oleh tiga komponen, yaitu tim Deklarator, Presidium dan tim Percepatan.
Nah, tim Percepatan diketuai oleh Lambert Jitmau, sekretarisnya Gabriel Asem, sementara bendahara adalah Bernard Sagrim. Kemudian, penjabat gubernur pada waktu itu Mohammad Musa’ad memberikan hibah senilai 2 miliar.
Dalam perjalanannya, dua tim lainnya telah melaporkan penggunaan dana hibah. Sayangnya di dalam tim percepatan yang mengambil dana hibah tersebut adalah YK, yang nota bene orang di luar dari struktur inti tim percepatan.
Berita yang saya dapat, lanjut Ortisan Kambu bahwa dana satu miliar mengalir ke LJ, sisanya satu miliar lagi ke YK. Uang satu miliar yang diterima LJ dibagi habis.
” Semua itu yang mengetahui saudara YPB, yang tak lain adalah orang kepercayaan LG,” kata Ortisan Kambu.
Ia berharap APH bisa memanggil saudara YPB sebab dia yang mengetaui persis uang satu miliar itu digunakan untuk apa.
” Ada dua orang lainnya yang diduga turut menikmati uang satu miliar, yaitu MK dan MM. APH harus meminta keterangan dua orang tersebut,” ujar Ortisan Kambu.
Pria asal Maybrat itu meminta APH segera mengusut aliran dana dua miliar yang saat ini heboh di masyarakat.
” Siapa-siapa yang menerima harus di usut sebab tidak mungkin seorang BS mengambil dana tersebut karena yang bersangkutan sedang berseteru dengan LJ gegara masalah internal partai,” kata Ortisan Kambu.
Ia menyebut banyak drama politik yang dimainkan. Saudara YK dipasang oleh LJ untuk menyiapkan karpet merah menuju PBG 2030. Banyak orang yang berkamuflase seolah-olah berbeda pendapat tetapi memiliki satu tujuan.
Kondisi Papua Barat Daya serupa dengan Papua, tetapi berbeda dengan Papua Selatan. Baku jual itu menjadi hal yang lumrah.
” Hadirnya provinsi untuk sejahterakan rakyat bukan kemudian alih-alih meniru lalu menyalahgunakan uang rakyat,” ujar Ortisan Kambu.
Penulis : Edi