Beranda Dikkes Dinas Kesehatan PBD Sosialisasikan Penyusunan Dokumen Rencana Aksi Daerah

Dinas Kesehatan PBD Sosialisasikan Penyusunan Dokumen Rencana Aksi Daerah

206
0
BERBAGI

Kota Sorong, mediabetewnews.com – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya melakukan sosialisasi penyusunan dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) terkait penanggulangan penyakit Tuberkolosis, Pneumonia dan Diare.

Kegiatan yang dibuka oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya Nurse Hansen M.Su berlangsung di Vega Hotel, Selasa, 25 Maret 2025.

Dalam sambutannya Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya, Nurse Hansen M.Su mengingatkan bahwa penyakit Tuberkolosisi (TB), Pneumonia dan Diare masih menjadi persoalan tersendiri di Papua Barat Daya.

” Kegiatan hari ini bertujuan mendengar saran dan masukan dari bapak dan ibu yang hadir. Nantinya, saran dan masukan tersebut dituangkan dalam Rencana Aksi Daerah (RAD),” ujarnya.

Hansen menambahkan, bisa saja saran yang disampaikan berbeda dengan pengalaman saat melakukan penanganan di lapangan.

Makanya, RAD ini sangat penting sekaligus menjadi landasan untuk lima tahun ke depan.

” Kami berterima kasih kepada Yayasan Tifa Mandiri dan Unicef yang terus mendorong penanganan kesehatan di provinsi Papua Barat Daya,” pungkasnya.

Sebelumnya, perwakilan Yayasan Tifa Mandiri, Decky Walgiarno mengatakan bahwa pihaknya bersama Unicef mengeksplor dan bekerja lebih bagus menangani masalah kesehatan.

Makanya, kita akan mengembangkan RAD guna menemukan semua kasus yang ada lalu kita obati.

” Berkaitan dengan tiga penyakit tadi biasanya muncul Kejadian Luar Biasa (KLB). Nah, kiita berupaya agar tidak terjadi KLB,” ujar Decky.

Decky mengaku bahwa 60 sampai 70 persen upaya penanganan masih d jalur preventif. Cara penularannya pun bisa diketahui. Tapi dengan adanya perubahan cuaca seperti ini jangan sampai memunculkan KLB.

Guna membentengi itu semua masyarakat harus melakukan tindakan preventif dan promotif. Supaya tidak terjadi KLB yaitu rencana aksi termasuk di dalamnya penatalaksanaan, ada pengembangan dalam perlindungan dan pencegahan.

” Tiga hal itu yang perlu dijaga, dan diharapkan penanganannya di Papua Barat Daya bisa 100 persen,” kata Decky.

Decky mengaku, selama 30 tahun menjadi mitra pemerintah yayasan Tifa Mandiri tetap mengembangkan misi guna membantu pemerintah melakukan preventif dan promotif.

” Nggak mungkin kuratif karena hanya dimiliki oleh fasilitas kesehatan. Tapi pasti kita akan membantu,” pungkasnya.

Lebih lanjut Decky mengaku bahwa 80 persen tindakan yang kita lakukan adalah preventif, 20 persennya pendampingan. Hanya saja, kita terbentur dengan kearifan lokal.

” Kita berharap peran daripada kader-kader kesehatan dalam menjaga lingkungan. Misalnya, tidak boleh merokok dalam rumah, lingkungan harus bersih, rumah harus mendapat penyinaran matahari yang baik,” ujarnya.

Decky menekankan bahwa peran kader kesehatan dan stakeholder lainnya sangat diperlukan. Masyarakat harus diinformasikan berulang kali. (Edi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here